Rabu, 07 Juni 2017

Mahasiswa PGSD STKIP PGRI SUMENEP Gelar Pelatihan Bersama Masyarakat Kertasada

Mahasiswa PGSD STKIP PGRI Sumenep Gelar pelatihan Pemanfaatan Daun Kelor di Desa Kertasada. Mengapa mereka memilih Desa kertasada?, "Karena disana daun kelor hanya dibuat sebagai amakanan Kambing dan sebagai lauk pauk, misalnya gengan maronggi" kata salah satu Mahasiswi PGSD tersebut.
Mengingat banyak manfaat yang terkandung dalam daun kelor tersebut yang kaya akan vitamin A dan C, khususnya Betakaroten. Para ahli menganjurkan untuk mengkonsumsi betakaroten sebanyak 15.000-25.000 IU per hari. Kandungan Vitamin C-nya setara dengan 6 kali vitamin C buah jeruk. Beberapa senyawa aktifpun ada di dalam daun kelor, misalnya arginin, leusin, dan metionin. Tubuh memang memproduksi arginin, tetapi sangat terbatas. Oleh karena itu, perlu asupan dari luar seperti daun kelor. Kandungan arginin pada daun kelor segar mencapai 406,6 mg. Dengan paparan tersebut berarti daun kelor ini sangat bermanfaat untuk mencegah berbagai macam penyakit termasuk flu dan demam. Begitu dahsyatnya khasiat daun kelor mengatasi aneka penyakit.
 Salah satu makanan hasil olahan dari daun kelor adalah kerupuk bunga kelor dan puding kelor. Produk makanan dengan bahan baku daun kelor dicampur dengan tepung tapioka ini sangat digemari masyarakat. Makanan ini sering digunakan sebagai cemilan ketika bersantai bersama keluarnga, sedangkan puding kelor sebagai makanan penutup pengganti buah-buahan. Dilihat dari aspek sosialnya, usaha bunga kelor dan puding kelor ini mempunyai dampak sosial yag positif bagi Industri kecil rumahan karena mampu menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar. Secara tidak langsung ini merupakan upaya penciptaan lingkungan kerja yang mengurangi jumlah pengangguran disuatu wilayah.  
Dengan mengacu pada uraian di atas, maka terselenggaranya kegiatan pelatihan yang dikemas dengan Pemanfaatan Daun Kelor merupakan hal yang perlu dilaksanakan di Balai Desa Kertasada. Dengan harapan nantinya masyarakat yang ada di Desa Kertasada mampu untuk menggali potensi dari masing-masing masyarakat sehingga mereka tidak hanya mengolah daun kelor hanya sebagai Gengan Maronggi” (bahasa Madura) atau Sup yang terbuat dari daun kelor. Tetapi dengan adanya pelatihan ini mereka dapat meningkatkan, menambah juga dapat memperdalam pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan daun kelor menjadi camilan sehingga bisa mengembangkan diri dengan kreativitas dalam sehari-hari. selain itu dapat  membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya berwirausaha, serta sebagai moment pengembangan Wawasan para masyarakat.