
Mahasiswa
PGSD STKIP PGRI Sumenep Gelar pelatihan Pemanfaatan Daun Kelor di Desa Kertasada. Mengapa mereka memilih Desa kertasada?, "Karena disana daun kelor hanya dibuat sebagai amakanan Kambing dan sebagai lauk pauk, misalnya
gengan maronggi" kata salah satu Mahasiswi PGSD tersebut.

Mengingat banyak manfaat yang terkandung dalam daun kelor tersebut yang
kaya akan vitamin A dan C, khususnya
Betakaroten. Para ahli menganjurkan untuk mengkonsumsi betakaroten sebanyak
15.000-25.000 IU per hari. Kandungan Vitamin C-nya setara dengan 6 kali vitamin
C buah jeruk. Beberapa senyawa aktifpun ada di dalam daun kelor, misalnya arginin,
leusin, dan metionin. Tubuh memang memproduksi arginin, tetapi sangat terbatas.
Oleh karena itu, perlu asupan dari luar seperti daun kelor. Kandungan arginin
pada daun kelor segar mencapai 406,6 mg. Dengan paparan tersebut berarti daun
kelor ini sangat bermanfaat untuk mencegah berbagai macam penyakit termasuk flu
dan demam. Begitu dahsyatnya khasiat daun kelor mengatasi aneka penyakit.
Salah satu makanan hasil
olahan dari daun kelor adalah kerupuk bunga kelor dan puding kelor. Produk makanan dengan bahan baku daun kelor dicampur dengan tepung tapioka ini sangat
digemari masyarakat. Makanan ini sering digunakan sebagai cemilan ketika bersantai
bersama keluarnga, sedangkan puding kelor sebagai makanan penutup pengganti
buah-buahan. Dilihat dari
aspek sosialnya, usaha bunga kelor dan puding kelor ini mempunyai dampak sosial yag positif bagi Industri kecil
rumahan karena mampu menyerap tenaga kerja dari
lingkungan sekitar. Secara tidak langsung ini merupakan upaya penciptaan
lingkungan kerja yang mengurangi jumlah pengangguran disuatu wilayah.
Dengan
mengacu pada uraian di atas, maka terselenggaranya kegiatan pelatihan yang
dikemas dengan Pemanfaatan Daun
Kelor merupakan hal yang perlu dilaksanakan di Balai Desa Kertasada. Dengan harapan nantinya masyarakat yang ada di Desa Kertasada mampu
untuk menggali potensi dari masing-masing masyarakat sehingga mereka tidak
hanya mengolah daun kelor hanya sebagai “Gengan Maronggi” (bahasa
Madura) atau Sup yang terbuat dari daun kelor. Tetapi dengan adanya pelatihan
ini mereka dapat meningkatkan, menambah juga
dapat memperdalam pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan daun kelor menjadi
camilan sehingga bisa mengembangkan diri dengan kreativitas dalam
sehari-hari. selain itu dapat membangun kesadaran masyarakat
akan pentingnya berwirausaha, serta sebagai moment pengembangan Wawasan para masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar